Sabtu, 10 Juni 2017

IMPOR GANDUM DAN KETAHAAN PANGAN NASIONAL



IMPOR GANDUM DAN KETAHAAN PANGAN NASIONAL
MEILINDA SARI
160321100007
BMI A



I.                   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Gandum atau terigu sudah menjadi bahan pangan utama di Indonesia. Pada saat ini sebagian besar penduduk Indonesia telah mengkonsumsi roti dan mie dengan bahan baku tepung terigu sebagau bahan baku. Tepung terigu menjadi bahan pangan kedua setelah beras. Sehingga dapat di katakan disverdifasi pangan berbasis gandum secara nasional sudah terjadi. Konsekuensi dari hal ini, yaitu Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor gandum terbesar di Dunia. Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (aptindo) memperkiraa permintaan gandum akan melonjak tajam hingga 10 ton pertahun dalam satu dekade kedepan. Apabila Indonesia masih tergantung pada impot untuk memenuhi kebutuhan dalam negara atau akan menyedot devisa yang cukup besar. Sehingga dapat mempengaruhi ketahaan pangan nasional. Oleh karena it, sudah saatnya bagi Indonesia mengembangkan gandum di dalam negeri mendukung ketahanan pangan berbasis tepung walaupun komoditas ini merupakan tanaman sub tropis.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengaruh pengimporan gandum terhadap ketahanan pangan di Indonesia?
2.      Apa yang menjadi penyebab pengimporan gandum di Indonesia?
3.      Bangaimana cara mengatasi pengimporan gandum terhadap ketahanan pangan di Indoensia?
1.3  tujuan
1.      Untuk mengetahui pengaruh pengimporan gandum di Indonesia
2.      Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab pengimporan gandum.
3.      Untuk mengatasi cara mengurangi pengimporan gandum.
II.                PEMBAHASAN
Pengimporan gandum di Indonesia mempunyai tingkat nomor 4 di dunia dengan volume pengimporan 5.9 juta ton Pada tahun 2010. Setelah satu tahun yaitu tahun 2011 Indonesia mengalami penaikan yaitu berada pada tingkat nomor 2 sedunia dengan volume impornya 6,2 juta ton dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 7 juta ton. Data tersebut di ambildari asosiaso produsen terigu Indonesia tahun 2013. Sehingga, pada kass ini harus di berlakukan pengembangan gandum dalam negeri untuk mendukun ketahanan pangan berbasis tepung walaupun komoditas gandum merupakan tanaman sub tropis.
Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah mengembangkan namun belum dapat bersaing dengan komoditas lainnya baik dari kualitas aupun dari sisi ekonomi. Gandum ini sudah di kembangkan sejak tahn 2001 di 7 provinsi. Yaitu sumatra barat, bengkulu, jawa barat, jawa tengah, jawa timur, nusa tenggara timur, dan sulawesi selatan. Namun, dalam perkembangannya sampai saat ini area tanam gandum semakin menurun hal ini di sebabkan karena tanaman gandum ini belum memberikan keuntungan yang laak secara ekonomis mengingat produksinya yang masih rendah akibat belum dapat mengairi kualitas kurang, sehingga hasil kualitas gandum di Indonesia belum dapat menyaingi kualitas gandum impor. Dalam hal ini dukungan sangat di perlukan untuk mengembangkan gandum agar pengolahan dan pemasaran gandum dapat menguntungkan bagi petani.
Tantangan yang di alami Indonesia yaitu menghasilkan inovasi yang menguntungkan bagi petani. Inovasi ini seperti varietas unggul yang berproduksi tingg dan dapat bersaing dengan komoditas lain. Kemudian bagaimana supaya gandum dapat mempunyai nilai tambah dan kemudahan dalam prosesingnya sehingga dapat memberikan nilai tambah.
Terdapat beberapa faktor pengimporan gandum, salah satunya yaitu kebijakan inpor gandum untuk di proses menjadi tepung terigu sebenarnya telah meredupkan usaha pengembangan budi daya gandum. Pada zaman orde baru Indonesia kesulitan devisa dan volume beras yang di perdagangkan di Dunia menipis.untuk menghindari ketergantungan terhadap beras yang harganya tidak stabil maka pemerintah memperkenalkan terigu. Dengan pengembangan harga gandum yang lebih stabil di pasaran dunia dan beraspun dapat di substitusikan dengan terigu.
Potensi lahan untuk pengembangan gandum di Indonesia masih luas mengingat tanaman tersebut dapat dibudidayakan di lahan kering, dataran tinggi dengan ketinggian > 800 m dpl dan suhu 15-250C, mencapai 1.453.800 ha (BBSDLP 2008). Saat ini agroekosistem tersebut ditanami sayuran dan kentang. Dataran tinggi dapat dibudayakan dengan tanaman gandum karena tanaman gramine lainnya seperti padi tidak dapat memberi hasil optimal, khususnya pada ketinggian lokasi di atas 1.200 m dpl. Di samping itu, penanaman gandum dapat memutus siklus hama penyakit dan menyediakan biomas bagi budi daya tanaman sayuran dan kentang. Bila potensi ini dimanfaatkan secara optimal maka peluang pengembangan gandum dalam negeri cukup luas.

Pengembangan melalui Kemitraan Pada tahun 2012-2014 pengembangan gandum difokuskan pada kegiatan fasilitasi kemitraan melalui dana dekonsentrasi di 12 propinsi: 1) Jawa Barat; 2) Jawa Tengah; 3) D.I. Yogyakarta; 4) Jawa Timur; 5) Sulawesi Selatan; 6) Nusa Tenggara Barat; 7) Nusa Tenggara Timur dan 8) Maluku; 9) Sulawesi Selatan; 10) Sulawesi Utara; 11) Sulawesi Tenggara dan 12) Sulawesi Barat. Fasilitasi kemitraan ini diharapkan meningkatkan minat pengusaha lokal, kelompok tani pengelola, petugas lapangan Dinas Tanaman Pangan Provonsi dan Kabupaten untuk berdiskusi dan mencari solusi permasalahan yang ada.
Tujuan dari fasilitasi kemitraan antara lain (1) meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan produksi komoditas gandum antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan, (2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani serta mempercepat penerapan teknologi budi daya gandum melalui kemitraan antara swasta dan petani pelaksana, (3) meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produksi, mutu hasil dan nilai tambah, (4) menumbuhkan kemitraan antara petani dengan industri pengguna tepung terigu atau dengan pengusaha.
III.             KESIMPULAN
Impor gandum cenderung meningkat dari tahun ke tahun, karena meningkatnya permintaan untuk memenuhi kebutuhan industri pangan berbasis terigu yang selama ini seluruhnya dipenuhi dari Impor. Jumlah impor yang sangat besar tersebut membuka peluang bagi pengembangan gandum di Indonesia.
Peluang pengembangan gandum cukup terbuka, terutama dalam hal kesiapan sumberdaya alam dan sumber daya manusia serta kesesuaian agkroklimat dan sosial budaya, terlebih bila didukung oleh keterbukaan pasar, iklim usaha dan aspek pendukung lainnya. Respon posititif dan dukungan moril maupun materil dari berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk merealisasikan pengembangan gandum.
Keberhasilan pengembangan gandum lokal dapat tercapai apabila seluruh instansi terkait dan faktor-faktor pendukung berada dalam kondisi ideal dan optimal. Asumsi kondisi ideal antara lain tersedianya infrastruktur pertanian, benih, pupuk, sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, teknologi dan pemasaran serta jaminan harga yang memadai. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk mendorong pengembangan gandum agar lebih bernilai ekonomis.
Peran aktif petugas ditingkat lapang merupakan unsur yang paling penting dalam mengembangkan gandum, karena budi daya gandum merupakan hal yang baru bagi petani. Oleh karena itu diperlukan kerja keras para petugas untuk membuka cakrawala petani bahwa gandum dapat dibudidayakan sebagai komoditas pangan alternatif di Indonesia.
Sebagai komoditas pangan alternatif, gandum memiliki prospek cukup besar untuk dikembangkan di dalam negeri. Selama ini kebutuhan tepung terigu dalam negeri dipenuhi seluruhnya dari impor.

DAFTAR PUSTAKA
Aptindo. 2013. Overview Industri Tepung Terigu Nasional Indonesia. www.aptindo.or.id. Jakarta, 14 Maret 2013.

Baga, L.M. dan A.A.D. Puspita. 2013. Analisis daya saing dan strategi pengembangan agribisnis gandum lokal di Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia 1(1): 9-26.

BBSDLP. 2008. Policy Brief: Potensi dan Ketersediaan Sumber Daya Lahan untuk Perluasan Areal Pertanian. BBSDLP Balitbangtan. Bogor.

Direktorat Budidaya Serealia. 2003. Inventarisasi Pengembangan Gandum. Direkorat Jenderal Tanaman Pangan. Kementerian Pertanian. Laporan Hasil Kegiatan 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKANAN HALAL DI BULAN RAMADHAN MEILINDA SARI 160321100007

MAKANAN HALAL DI BULAN RAMADHAN MEILINDA SARI 160321100007 I.                    Pendahuluan 1.1   Latar Belakang. ...